Nuraeni

Nuraeni, Lahir di Bandung, 8 Oktober 1961, Pengawas SMP Disdikbud Kab.Cianjur Jawa Barat. Alumni FPOK IKIP Bandung Jurusan Pendidikan Olahraga. Memiliki suami, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Rasulullah
Sumber Gambar: Google

Kisah Rasulullah

Bagian 45

بسم الله الرحمن الرحيم

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آل مُحَمَّد

Ke Langit Berikutnya

Rasulullah ﷺ melanjutkan perjalanannya bersama Jibril. Beliau melihat orang-orang berbibir seperti bibir unta. Di mulut mereka ada potongan api berbentuk batu yang mereka telan lalu keluar lagi lewat duburnya, kemudian ditelan lagi begitu seterusnya.

"Siapakah mereka ini?" Rasulullah ﷺ bertanya-tanya.

"Mereka adalah para pendosa yang memakan harta anak yatim."

Setelah itu, beliau melihat orang-orang seperti keluarga Fir'aun. Perut mereka membesar, sedangkan serombongan unta-unta gila menginjak-injak perut mereka di neraka. Orang-orang itu tidak mampu lagi menghindar.

"Siapakah orang-orang ini?" tanya Rasulullah ﷺ.

"Orang-orang itu adalah para pemakan riba. Mereka biasa meminjamkan uang kepada orang lain, tetapi meminta uang pinjaman itu dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan uang yang dipinjam."

Setelah itu, Rasulullah ﷺ melihat orang-orang yang di hadapan mereka ada dua jenis daging, satu empuk dan lezat, sedang yang satu lagi kesat dan busuk. Akan tetapi, orang-orang itu memakan daging yang busuk.

"Siapakah mereka ini?" kembali Rasulullah ﷺ bertanya.

Dijelaskan kepada beliau bahwa orang-orang itu adalah orang yang menelantarkan istrinya dan mendekati perempuan lain yang tidak halal.

Dalam perjalanan berikutnya, Rasulullah ﷺ dibawa ke langit kedua. Beliau berjumpa dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya (Putra Nabi Zakaria). Keduanya adalah saudara sepupu dari garis ibu.

Di langit ketiga, beliau berjumpa dengan seorang nabi yang wajahnya begitu tampan seperti bulan purnama.

Itu adalah Nabi Yusuf.

Di langit keempat, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Idris yang telah dimuliakan Allah dengan diangkat dari dunia ke tempat yang tinggi.

Di langit kelima, Rasulullah ﷺ bertemu Nabi Harun (putra Imran). Nabi Harun adalah nabi yang dikasihi kaumnya.

"Belum pernah saya bertemu orang segagah dia," demikian sabda Rasulullah ﷺ tentang Nabi Harun.

Menerima Perintah Shalat

Di langit keenam, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Musa.

Lalu, di langit ketujuh, beliau bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang duduk di atas singgasana gerbang surga (Baitul Makmur). Setiap hari, 70 ribu malaikat masuk lewat gerbang itu dan tidak keluar lagi sampai Hari Kebangkitan.

"Belum pernah saya melihat orang yang lebih menyerupai saya,"

Laki-laki itu ayah saya, Nabi Ibrahim.

Kemudian, ia membawa saya ke surga dan disitu saya melihat seorang gadis berbibir merah gelap, dan saya tanyakan dia, milik siapa ia sebab ia begitu gembira ketika berjumpa dengan saya, dan jawabnya,

"Saya milik Zaid bin Haritsah."

Kemudian Rasulullah ﷺ dibawa ke hadapan Arasy sehingga bertemu Allah ﷻ. Segalanya tidak dapat dilukiskan dengan lidah dan di luar jangkauan daya otak manusia. Bertemu dengan Allah ﷻ Yang Maha Agung membuat Rasulullah ﷺ merasakan kesejukan sampai ke tulang punggungnya. Kemudian, rasa tenang dan damai membanjiri perasaan beliau, begitu terasa nikmat. Pada saat itulah, Allah ﷻ memerintahkan agar setiap Muslim melakukan shalat lima puluh kali sehari semalam.

Begitu Rasulullah ﷺ turun dari Arasy, ketika beliau bertemu Nabi Musa, Nabi Musa berkata,

"Bagaimana engkau mengharap pengikut-pengikutmu akan melakukan shalat lima puluh kali setiap hari? Sebelum engkau, aku sudah punya pengalaman, sudah kucoba terhadap Bani Israil sekuat daya. Percayalah dan kembalilah kepada Allah, minta supaya dikurangi jumlah shalat itu."

Kemudian Rasulullah ﷺ kembali menemui Allah ﷻ. Kemudian jumlah shalat dikurangi lima

Namun, Nabi Musa menganggap masih di luar kemampuan orang. Dia sarankannya lagi Rasulullah ﷺ kembali meminta keringanan. Demikianlah, beberapa kali Rasulullah ﷺ bolak-balik menemui Allah sampai akhirnya jumlah shalat ditetapkan menjadi lima kali sehari semalam.

Kemudian, Rasulullah ﷺ kembali ke Bumi dengan menuruni tangga. Buraq pun membawa Rasulullah ﷺ kembali ke Mekah.

Mengabarkan Isra' Mi'raj

Menjelang fajar Rasulullah ﷺ membangunkan Ummu Hani dan keluarganya.

"Oh Ummu Hani," sabda Rasulullah ﷺ,

"seperti engkau maklum, semalam aku shalat malam terakhir bersama kamu. Kemudian aku ke Baitul Maqdis dan shalat di sana. Dan saat ini, kita shalat subuh bersama."

Rasulullah ﷺ kemudian bangkit, meninggalkan Ummu Hani yang masih terperangah. Ummu Hani tahu beliau akan keluar dan mengabarkan Isra' dan Mi'raj kepada orang banyak. Rasulullah ﷺ berdiri dan berjalan ke pintu begitu cepat seolah-olah tidak sabar lagi untuk mengabarkan perjalanan ini. Padahal, beliau tahu apa yang akan dikatakan orang Quraisy yang selama ini memusuhinya. Namun, semangat Rasulullah ﷺ tidak terhalangi oleh hal-hal semacam itu.

Rasa khawatir Ummu Hani menggunung seketika. Begitu cepatnya langkah Rasul sehingga Ummu Hani terpaksa menarik jubah Rasul dengan tergesa-gesa.

"Ya Rasulullah, jangan mengatakannya pada khalayak ramai. Nanti mereka menuduh engkau berdusta dan mereka akan menghinamu."

Rasulullah ﷺ tersenyum menentramkan, "Demi Allah, saya akan tetap mengatakannya."

Ummu Hani tidak bisa berkata apa-apa lagi melihat tekad Rasulullah ﷺ yang sudah demikian kuat. Ketika Rasulullah ﷺ pergi, dilihatnya beliau dengan pandangan khawatir. Ummu Hani segera memanggil seorang hamba sahayanya, seorang perempuan dari Habasyah.

"Pergilah, ikuti Rasulullah dan dengar yang dikatakan kaumnya terhadap beliau."

Hamba sahaya itu pun bergegas pergi.

Sumber: Kitab Sirah Nabawiyah Syaih Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Pustaka Al-Kautsar

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post